Mulai Menulis
- 23 Oktober 2022
Tercatat sebagai hari dimana akhirnya, saya memutuskan untuk kembali menekuni hobi yang sempat saya jalani di masa SMP. Menulis, memang terkesan cukup cupu dan nerd yaa… bagi sebagian orang. Tapi, bagi saya menulis merupakan cara terbaik untuk menyampaikan emosi yang saya rasakan entah terjadi di masa lalu, saat ini atau masa depan.
Sambil mendengarkan lagu “Thank You 4 Lovin Me” by Paul Partohap, dengan lantunan lagu yang cukup menenangkan membuat saya kembali bernostalgia betapa serunya mengenang aktivitas menulis. Seolah-olah, saya memiliki teman baru untuk bercerita. Wadah baru untuk menuangkan perasaan dan pikiran saya.
Oke, kembali ke topik awal. Yaitu mulai menulis.
Saya ingin kembali menulis setelah sempat putus hubungan dengan hobi ini selama 6 tahun. Ada begitu banyak kenangan pahit, sedih, kecewa, putus asa, menyenangkan yang begitu lama terjadi dan terpendam di dalam lubuk hati, hingga membuat pikiran saya begitu kacau dan seringnya hilang arah. Emosi tersebut lah yang mendesak saya akhirnya, untuk kembali menulis. Setidaknya, karena tidak ada satu insan pun yang bisa saya yakini menjadi wadah saya bercerita. Ruang kontemplasi ini adalah wadah saya untuk kembali menulis mengenai pengalaman hidup saya, menuangkan segala perasaan yang sudah bertahun-tahun ingin diceritakan, hingga saya bisa kembali menjadi seseorang yang lebih damai dalam menjalani hidup, mengenal dan mencintai lebih dalam tentang diri saya.
Penulis saat ini berumur 21 tahun. Umur yang cukup untuk merasakan betapa insecurity dan krisis kepercayaan diri sering melanda, ya kan? Umur yang cukup pontang-panting untuk mencari jati diri dan merindukan akan manisnya kisah cinta, iya kan? Pelik ya. Memang pedih, tapi itulah hidup yang harus dijalani. Dan, tahap awal untuk mencari solusi atas segala keresahan ini adalah mulai menulis. Ya, penulis ingin menuliskan apapun perasaan yang ingin disampaikan hingga setidaknya terasa sedikit beban telah terangkat bebas dari hatinya. Selamat membaca~
Saya harap kalian menyukainya.